,

Bupati Sekadau Hadiri Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Batu Karang Tinting Boyok

Editor: يحيىٰ
Oktober 30, 2022, 07:04 WIB Last Updated 2022-10-30T00:04:59Z

SEKADAU, SK - Bupati Sekadau Aron, SH didampingi ketua TP.PKK kabupaten Sekadau Ny.Magdalena Susilawati Aron, SP menghadiri kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Santo Petrus Rasul Batu Karang Stasi Tinting Boyok, Sabtu (29/10/2022) di Tinting Boyok.


Dalam arahannya bupati mengucapkan terimakasih kepada pihak Menejemen PT. TBSM yang telah banyak membantu kegiatan pembangunan gerej di Stasi Tinting Boyok.

Karena untuk membangun daerah bukan hanya tugas pemerintah tapi juga semua pihak termasuklah pihak perusahaan.


"Untuk membangun bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi perusahaan juga memiliki peran penting dalam proses pembangunan masyarakat di wilayah kerjanya," kata Aron.


Pemerintah kata dia lagi, sebenarnya hanya sebagai pemberi Suffort kepada masyarakat untuk membangun rumah ibadah, namun sebagai bentuk Suffort itu pemerintah telah membantu dana sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.


Saat ini pemerintah juga tengah konsen untuk memperbaiki infrastruktur yang ada, jika dengan panjang jalan yang ada hanya mengharapkan pembangunan melalui dana dari APBD tidak mungkin mampu, namun kita bersyukur selama ini ada beberapa perusahaan yang sudah membantu perbaikan dan pembukaan jalan dari desa ke desa lainnya.


Andaikan semua perusahaan bisa melakukan hal yang sama,.maka ia yakin infrastruktur di kabupaten Sekadau akan bisa lebih baik lagi.


"Saya berharap perusahaan-perusahaan yang bisa perduli dengan sulitnya infrastruktur masyarakat saat ini apalagi di musim hujan seperti ini," pintanya.


Ditempat yang sama Antonius Kema. CP dalam sambutannya mengatakan, dirinya selalu menyemangati warga Tinting Boyok agar mereka memiliki tekad yang bulat untuk membangun Gereja ini.


Sehingga, pada hari ini kita bisa lakukan peletakan batu pertama, semua itu hasil tekad semua masyarakat di Tinting Boyok.


"Sebagai pastor kepala Paroki Rawak dirinya mengucapkan selamat kepada pihak Menejemen PT.TBSM yang telah membantu umat kami di sini,"ucap Pastor


Tekad yang di tunjukkan oleh umat stasi Tinting Boyok, sesuai dengan nama Gereja, yakni Batu Karang yang ada kaitan dengan Rasul Petrus Yang juga di sebut Petra artinya Batu.


Ditempat yang sama Camat Sekadau Hulu Uden S.Sos dalam.sambutanya mengatakan,bahwa dirinya menyambut baik keinginan masyarakat Warga Tinting Boyok untuk membangun gereja.


Karena menurut dia, gereja yang lama jika dilihat dari bangunan fisiknya sudah tidak cukup lagi untuk menampung umat yang beribadat kata Camat. 


"Jadi agar bisa menampung umat harus dibangun baru lagi,"katanya.


Kepada panitia camat berpesan untuk selalu terbuka dalam pengelolaan  keuangan, mohon panitia untuk mengelola keuangan secara transparan agar pembangunan Gereja ini bisa selesai dengan baik, dan tepat waktu.


"Semoga dengan bertambah keimanan kita semakin baik dan bermartabat," ingatnya.


Sementara itu kepala desa Tinting Boyok M. Rodi mengatakan, bahwa pembangunan Gereja Santo Petrus Rasul Batu Karang hasil sumbangsih dari semua pihak, diantaranya dari swadaya umat, serta bantuan dari semua pihak yakni dari TBSM maupun dari Pemerintah Daerah kabupaten Sekadau.


Dengan harapan agar pembangunan gedung gereja ini bisa selesai dan berjalan dengan lancar. Selain kebutuhan akan rumah ibadah, masyarakat desa Tinting Boyok juga membutuhkan infrastruktur di beberapa tempat yang tidak bisa di akomodir melalui dana desa.


"Mohon bantuan kepada perusahaan yang bekerja di wilayah desa Tinting Boyok," kata Rodi.


Selama ini PT. TBSM sudah banyak membantu kesulitan warga di bidang infrastruktur, seharusnya perusahaan lain juga bisa melakukan hal yang sama.


Ditempat yang sama Paulus saleh ketua panitia pembangunan gereja tersebut mengatakan, bahwa pembangunan gereja ini sudah direncanakan tiga tahun lalu, mengingat kondisi fisik gereja lama sudah tidak memungkinkan lagi, baik darii segi luas juga dari segi fisik yang sudah banyak kropos material bangunannya.


"Gereja lama pondasi sudah rapuh dan atap candi sudah banyak yang bocor, sudah tidak representatif lagi, makanya keinginan masyarakat untuk berinisiatif mendirikan gereja baru," ungkapnya.


Selain kondisinya yang sudah usang kata dia lagi, daya tampungnya juga sudah tidak memadai lagi, karena dari segi ukuran hanya 8 cm x 20 cm sedangkan setiap tahun jika misa banyak umat yang tidak bisa masuk ke dalam gereja,.karena tidak ada tempat lagi.


"Sedangkan untuk Gereja yang baru ukurannya lebar 16 cm dan panjang 32 Cm dengan pagu kurang lebih Rp.3.5 milyar," papar Saleh.