Tiga kabupaten di Kalbar yang melaksanakan program tersebut adalah Sekadau, Melawi dan Sintang. Sementara, di NTT ada Kabupaten Ende, Nagekeo dan Ngada.
"Mengapa Sekadau menjadi salah satu kabupaten yang menjadi tempat diimplementasikan project ini? Karena memang isu air dan sanitasi masih cukup menjadi problem di Kabupaten Sekadau," ungkap Manager WVI Area Program Sekadau, Bastian Rengga, usai peluncuran program FINWASH4UC Project.
Ia mengatakan, saat ini desa yang sudah setop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) belum mencapai 50 persen dari total 87 desa yang ada di Kabupaten Sekadau. Selain itu, masih banyak masyarakat belum memiliki akses air bersih yang sehat dan aman.
"Banyak juga yang masih mengonsumsi air sungai," ujar Bastian Rengga.
Ia menjelaskan, project ini bertujuan untuk mengadvokasi pemerintah, terutama dalam proses penganggaran terkait air bersih dan sanitasi. Sebab, hal itu merupakan salah satu faktor yang mendukung pencapaian terhadap akses universal terhadap air bersih dan sanitasi.
"Nanti kita akan banyak berdiskusi bersama mitra, baik pemerintah daerah maupun pihak akademisi, peneliti, media, lembaga keuangan, microfinance untuk terlibat bersama-sama memikirkan bagaimana penganggaran terkait program air bersih dan sanitasi ini," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga terlibat untuk mengembangkan kapasitas pengelolaan air minum dan sanitasi. Bahkan, pihaknya juga mendorong keterlibatan masyarakat secara luas agar akses universal terhadap air bersih dan sanitasi tersebut bisa tercapai.
"Jadi, WVI akan lebih sering melakukan pertemuan-pertemuan, baik di level kabupaten, kecamatan atau desa. Kita sama-sama berdiskusi mencari apa yang bisa kita lakukan bersama untuk konteks peningkatan akses air bersih dan sanitasi ini," tukasnya.