Iklan dprd

Iklan dprd

Iklan dprd

Iklan dprd

Miji

Miji

Aron-Subandrio

Aron-Subandrio
,

Bupati Aron Cek Tangki Penampung CPO di Sekadau

Redaksi
Juni 26, 2022, 20:54 WIB Last Updated 2022-06-26T13:54:18Z



SEKADAU, SK - Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) akhir-akhir ini sebagai dampak dari keputusan stop ekspor oleh pemerintah pusat membuat seni petani resah. Pasalnya, anjloknya TBS terjun bebas dari harga 3 ribu rupiah perkilo kini turun menjadi 1.600 rupiah perkilo.


Berbagai ekspresi yang dilakukan oleh petani sebagai bentuk protes terhadap kebijakan tersebut, sehinga pemerintah daerah perlu mengambil langkah dengan mengecek langsung tangki-tangki CPO sejumlah perusahaan.


Pengecekan tangki penampung Crim Pam Oil (CPO) oleh bupati dan kepala dinas DKPP untuk memastikan agar perusahaan tetap membeli TBS milik petani meski dengan harga ketetapan.


"Pemerintah daerah ingin memastikan bahwa sejauh mana kesiapan perusahaan untuk menampung TBS milik petani, karena saat ini ada beberapa perusahaan yang tangki penampung CPO sudah overlud,"kata bupati Sekadau Aron, Minggu (26/06/2022) di Sekadau.


Pemerintah kata dia lagi, hanya meminta perusahaan untuk tetap membeli TBS milik petani, agar tidak muncul gejolak sosial di tingkat petani.


Keinginan petani tentu agar TBS milik mereka tetap ada yang beli meskipun dengan harga murah seperti saat ini, pemerintah daerah tetap akan menyuarakan ke pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi, agar ada kebijakan yang baik untuk menaikkan kembang harga TBS.


Karena lanjut dia, anjloknya harga TBS petani tetap saja bertanya dan bertumpu kepada pemerintah daerah, meskipun sebenarnya untuk menentukan harga bukanlah kewenangan kita.


Pertemuan dengan perwakilan perusahaan tersebut dipandu oleh Drs, Sandae kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perkebunan Pertanian dan Perikanan.


"Kita perbuat apa yang bisa kita lakukan yakni memastikan agar perusahaan tetap membeli TBS petani,"kata Aron.


Sementara itu, Yosafat perwakilan dari PT.Multi Perima Entakai (MPE) dan PT

 Permata Hijau Sarana (PHS) dalam paparannya mengatakan, bahwa saat ini penampungan CPO di tangki penyimpanan sudah overlud,apabila dalam 14 hari kedepan  CPO tersebut tidak di angkut, maka dengan terpaksa sekali PKS kami tidak bisa beroperasi seperti semula karena tidak adanya tempat menyimpan CPO hasil olahan.


"Jika 14 hari kedepan CPO kami yang ada di tangki penampungan tidak di angkut,maka dengan terpaksa sekali operasional Pabrik Kelapa Sawit di stop untuk sementara," katanya.


Hal yang juga disampaikan oleh Budi perwakilan dari PT. Tinting Boyok Makmur Sawit (TBSM) dalam paparannya ia mengatakan, saat ini penampungan tangki CPO milik perusahaannya sudah hampir overlud, jika dalam 6 hari kedepan CPO yang ada tidak di angkut, maka dengan terpaksa sekali operasional PKS PT.TBSM dihentikan sementara.


"Jika akhir bulan Juni ini kapal angkutan CPO tidak datang, maka sangat terpaksa sekali operasional PKS kami tidak bisa dilakukan,"kata Budi.


Sementara itu, Muhamad Daulay perwakilan dari PT. Multi Jaya Perkasa, (MJP) dan PT.Sumatra Makmur Lestari (SML) dalam paparannya mengatakan, saat ini tangki penampungan milik perusahaan tersebut masih kosong, dan Peru tersebut menyampaikan siap menampung TBS petani, sesuai kemampuan PKS kami.


"Saat ini tangki penampung CPO masih kosong, dan kami siap menampung TBS petani sesuai dengan kemampuan pengolahan PKS kami," katanya.


Karena, kapal angkutan CPO baru datang dua hari yang lalu, sehinga tangki penampungan CPO kami kosong, saat ini kapasitas tangki penampungan CPO yang kami miliki  sekitar 18 ribu ton, artinya masih sangat banyak kebutuhan CPO untuk mengisi kekosongan tangki yang kami miliki.


Hadir pada saat kunker tersebut, Kadis DKPP Drs, Sandae, Kabid Perkebunan Irfan Nurpatria, perwakilan dari kadis POl PP, ketua SPKS Bernadus Mohtar.